Pernahkah anda melihat bagaimana proses pembuatan gula? Di Indonesia, gula pasir atau gula kristal yang kita konsumsi setiap hari didominas oleh tebu. Dengan luasnya tanah di Indonesia, seharusnya Indonesia tidak kekurangan bahan baku tebu untuk pembuatan gula kristal. Dengan luasnya lahan di Indonesia, perkebunan tebu dapat mengoptimalkan kondisi masyarakat dalam mengolah sumber daya alam.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman tebu. Daun tebu dapat dijadikan sebagai makanan ternak, sari tebu (nira) dapat diproses menjadi gula dan pemanis alami, bahkan ampas tebu dapat dijadikan kertas. Proses pengolahan tebu menjadi gula harus melewati serangkaian proses dan tahap. Mulai dari penggilingan, pemurnian, penguapan sampai dengan kristalisasi.
Dalam proses penggilingan, batang tebu yang sudah dipotong-potong digiling atau diperas menggunakan mesin peras tebu untuk mendapatkan sari tebu atau nira. Untuk mesin penggiling tebu kami sarankan menggunakan mesin yang kuat dan berkualitas yag mampu menghasilkan nira yang aman konsumsi seperti mesin yang tertera pada gambar. Nira hasil gilingan yang mengandung gula inilah yang kemudian akan diproses pada tahap pemurnian.
Pada tahap pemurnian, zat-zat bukan gula yang terdapat pada nira mentah ini akan dipisahkan dengan zat yang mengandung gula. Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi. Secara fisik yakni dengan cara penyaringan sedangkan secara kimiawi yakni melalui pemanasan dan pemberian bahan pengendap.
Untuk tahap penguapan, hasil nira dari proses pemurnian ini adalah nira jernih. Nira jernih ini yang nantinya akan dimasak pada proses penguapan. Proses penguapan dapat dilakukan dalam wajan besar (tradisional) maupun dalam bejana evaporator. Air yang terkandung dalam nira akan diuapkan dengan suhu 125°C sehingga menghasilkan nira kental yang nantinya akan dipadatkan atau dikristalkan.
Tahap terakhir pada proses produksi gula adalah kristalisasi. Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik nira pekat untuk diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus menerus koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa.